Renungan hari ini...

بِســمِ اللهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيـم ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركا

Suramnya hari, tidak harus menyurutkan langkah perjalanan ini. Tak kala genderang perang ditabuh tak usah takut hingga bersembunyi, takut akan mati lebih baik jangan berani hidup.

Hidup itu perjuangan, perjuangan untuk bernafas, perjuangan untuk hidup. Hidup ada perputaran dari sejarah yang terulang, hanya dibedakan oleh sebuah sebutan tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Redam Marahmu, Raih Surgamu!

E-mail Print PDF
Marah tidak menyalahi undang-undang dan Hak Asasi Manusia (HAM). Tetapi justru bisa menggelincirkan kita ke neraka!

Hidayatullah.com--Huh, sebel!,” kalimat seperti itu, mungkin sering juga terjadi diantara kita semua. Sebel, dongkol dan marah. Entah kepada saudara, anak, teman, antara atasan dan bawahan kita di kantor atau antara pembantu dan majikan.

Bahkan terkadang pula, kemarahan yang kita keluarkan tidak dengan cara-cara semestinya dan jauh diluar kewajaran. Mengumpat, mengeluarkan kata-kata kotor, mencela, menghina, atau bahkan mengeluarkan aib seseorang yang sedang kita jadikan sasaran kemarahan kita.

Sebagian orang mengatakan marah adalah manusiawi. Karena marah adalah bagian dari kehidupan kita. Tapi siapa sangka, sifat marah justru menimbulkan penyakit. Bahkan yang lebih bahaya, marah justru mendapat ancaman neraka. Masyaallah!

Nah, baru-baru yang lalu, seorang peneliti dari Yale University di New Heaven, Connecticut (AS) mengatakan, akibat marah seseorang bisa mengalami serangan jantung. Ini setelah irama organ tubuh vital ini berdetak terlampau cepat atau dengan ketinggian mematikan. Akibat kemarahan itu, jantung berhenti mensirkulasi darah yang bisa membuat si pemilik jantung meninggal secara tiba-tiba.

“Kondisi tersebut diperlihatkan dalam cara berbeda saat Anda berada dalam kondisi tertekan yang memicu kematian mendadak,” kata dr Rachel Lampert.

Lampert dan kolega-koleganya melakukan riset terhadap 62 pasien jantung dan menggunakan alat getar jantung yang dilekatkan ke tubuh mereka atau disebut ICD. ICD bisa mendeteksi irama jantung atau “arrhythimia”, yang mengantarkan kejutan listrik guna memulihkan detak jantung normal.

Tapi mengapa orang marah mudah terkena penyakit? Itu karena di dalam darah orang marah terkandung banyak hormon adrenalin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi. Akibatnya ya itu tadi, denyut jantung akan bertambah cepat dan tekanan darah meninggi, keadaan ini yang mengakibatkan penyakit mudah datang.

Jika marah menimbulkan tekanan jantung sih mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika marah bisa diancam dengan neraka, itu kelewat seram dan mengerikan. Tapi itu memang benar.

Dari Abu Hurairah, diceritakan, suatu hari ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berkata;

عــن أبـي هـريـرة رضي الله عــنـه ، أن رَجُــلاً قـــال للـنـبي صلى الله عـلـيـه وعلى آله وسـلـم:

أَوْصِــنِي .قال :( لاَ تَغْضَبْ ) فَرَدَّدَ مِرَارًا ، قال : ( لاَ تَغْضَبْ
رواه البخاري [ رقم : 6116 ].

(Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat kepada saya. ” Rosulullah bersabda, “Jangan marah!” Kemudian orang itu mengulang-ulang permintaannya. Rasulullah tetap menjawab, “Janganlah marah!).”[HR Bukhori]

Amarah adalah karunia Allah. Yang jadi masalah adalah, bagaimana marah yang bisa membawa barokah dan bagaimana yang mendatangkan malapetaka. Kata Rasulullah, amarah itu seperti jadam yang merusak manisnya madu. Sekuat apapun keimanan seseorang kalau dia pemarah bisa merusak keimanannya.

Sebagian kita memiliki beberapa karakter menyangkut kemarahan. Ada yang lambat marahnya, ada pula yang cepat marahnya alias tipe ‘sumbu pendek’. Ada pula yang mudah marah tapi ia mudah reda. Sebaliknya ada pula yang memiliki sifat tidak mudah menghapus amarah alias lama dan tak gampang reda jika marah. Bahkan sampai-sampai terbawa dendam. Yang terakhir ini adalah sifat paling buruk. Sifat yang paling baik adalah lambat marahnya dan cepat redanya.

Allah tak segan memberi ganjaran luar biasa di neraka bagi orang-orang yang suka marah. Sebaliknya, akan memberi hadiah setimpal berupa surga bila ia bisa menahan dan mengendalikan amarah nya. “Laa tahdzab wa lakal jannah,” kata Rasulullah. (Janganlah marah bagimu surga).[HR. Buhari].

Menahan diri

"Dari Mu'adz bin Anas Al Juhani, Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang menahan amarahnya sedangkan ia mampu untuk mewujudkannya, Allah akan menyebutkan dan memujinya pada hari kiamat kelak di hadapan seluruh makhluk, hingga dia diberi pilihan untuk mengambil bidadari mana saja yang ia kehendaki" [HR. Tarmidzi , Abu Daud dan Ibnu Majah].

Tak ada manusia yang tak memiliki sifar amarah berapapun kadarnya. Hanya saja, seberapa jauh, masing-masing memiliki kemampuan menahan dan mengendalikannya. Rasulullah mengatakan, orang yang dapat menahan amarahnya, maka Allah akan menjauhkannya dari murka-Nya.

Sang Hujjatul Islam, Syeikh Imam al-Ghazali, dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin nya pernah berkata, “Barangsiapa tidak marah, maka ia lemah dari melatih diri. Yang baik adalah, mereka yang marah namun bisa menahan dirinya.”

Nah, kepada mereka yang mampu menahan rasa marah, Rasulullah mengatakan, “Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskan pelampiasannya, maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi].

Salah satu cara menahan amarah adalah dengan diam. Rasulullah pernah berkata, “Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam.” [HR. Ahmad].

Cara lain menahan amarah kata Rasulullah adalah membaca ta`awudz: “Inni La a’lamu kalimatan, lau qaa lahaa dzahaban anhu, maa yajidu, lau qaa la: A’uddzu billahi minasy syaithonir rojim.” (Saya tahu suatu kalimat yang jika diucapkan seseorang, tentulah akan dapat memadamkan nafsu amarahnya. Yaitu, A’uddzu billahi minasy syaithonir rojim). [al hadits]

Tips Menghindari Amarah

1. Nabi menganjurkan membca ta`awudz. “A’uddzu billahi minasy syaithonir rojim.” [Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).

2. Diam atau tak bicara guna menjaga ucapan kita. “Apabila diantara kalian marah maka diamlah.” Beliau ucapkan tiga kali. [HR. Ahmad] )

3 . Berwudu. "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan itu diciptakan dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila di antara kalian marah, berwudulah" (H.R. Ahmad). [www.hidayatullah.com]
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bagnal :Pengalaman Ini Akan Menginspirasi Mereka

Namanya Troy Bagnal. Usianya hampir 23 tahun dan tercatat sebagai mahasiswa Arizona di State University (ASU) program studi film dan media. Pemuda asal Phoenix, Arizona ini menjadi seorang mualaf pada bulan Februari 2009 lalu.

Bagnal mengaku banyak alasan yang membuatnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Yang jelas, Bagnal sudah tertarik dengan agama Islam sejak lama, karena Islam dan Muslim selalu menjadi isu hangat di Barat. Bagnal menyukai sejarah kuno dan sejarah dunia, termasuk masalah perang dan politik. Ia rajin mengikuti perkembangan informasi tentang konflik di Suah, Somalia, Palestina, Irak, Afghanistan, Pakistan, Chechnya, Lebanon dan daera-daerah konflik lainnya.

"Saya melakukan riset tentang konflik-konflik itu agar saya mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan bersikap adil serta tidak bias dalam memandang konflik-konflik itu karena media massa di sini (AS) cenderung samar dalam memberitakan konflik-konflik tersebut," kata Bagnal.

Ketika mempelajari konflik-konflik yang memang kebanyakan bersentuhan dengan umat Islam itulah Bagnal mulai tertarik untuk mempelajari sejarah dunia Islam. "Saya banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari sejarah dan budaya dunia Islam. Saya juga mengambil mata kuliah Peradaban Islam di ASU. Sejalan dengan minat saya pada sejarah dan budaya dunia Islam, saya juga tertarik dengan agama Islam itu sendiri," papar Bagnal menceritakan awal ketertarikan pada Islam.

Bagnal dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Kristen, tapi ia tidak lagi menjalankan ajaran Kristen sejak usia 15 tahun. Menurutnya, ajaran Kristen membuatnya bingung dan tidak logis. "Konsep Trinitas dan doktrin penebusan dosa sangat tidak masuk akal. Di Alkitab sendiri terdapat ayat-ayat yang kontradiksi dengan doktrin penebusan dosa itu," ujar Bagnal.

Ketika mengambil mata kuliah Sejarah Islam, Bagnal bertemu dengan seorang Muslim bernama Mohammad Totah. Selain memiliki pengetahuan yang dalam tentang Al-Quran, Totah juga paham isi Alkitab dan memiliki wawasan yang luas tentang agama Islam, Kristen dan Yahudi.

"Kami banyak berdiskusi tentang perbandingan ketiga agama itu. Saya juga melakukan riset sendiri dan saya menemukan bahwa ajaran Kristen banyak yang bertentangan dengan isi Alkitabnya. Saya banyak belajar bahwa banyak ayat-ayat dalam Alkitan yang sebenarnya juga mendukung Islam," kata Bagnal.

Ia melanjutkan, "Satu hal yang juga saya temui di Injil Barnabas, dalam injil disebutkan tentang kedatangan Muhammad (Saw). Tapi injil ini dihapus dari Alkitab."

"Tentang Al-Quran. Saya menilai Al-Quran lebih simpel dan mudah dipahami. Islam sendiri sangat simpel, tidak bertele-tele dan tidak ada doktrin-doktrin yang membingungkan. Islam tidak mengajarkan keyakinan buta seperti dalam ajaran Kristen," tukas Bagnal.

Ia mengungkapkan, semakin banyak ia mempelajari Islam, ia semakin menyadari bahwa agama Islam lebih logis dibandingkan ajaran Kristen yang pernah ia ketahui. "Saya bahkan lebih banyak tahu tentang Alkitab dan kekristenan sejak saya masuk Islam dibandingkan ketika saya masih seorang Kristiani," aku Bagnal.

"Sekarang, sebagai seorang Muslim, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan. Saya mempelajari bagaimana agama-agama dibangun dan disebarkan ke seluruh dunia. Dan saya tahu, Barat menggambarkan Islam sebagai agama yang eksotis dari belahan timur. Tapi semua nabi-nabi mengajarkan hal yang sama yaitu penyerahan diri dan kepatuhan pada Tuhan," papar Bagnal.

Bagnal terkadang merasa frustasi melihat bagaimana media massa selalu memberikan gambaran yang negatif tentang Islam. "Saya tahu ada konflik dan kekerasan di beberapa belahan dunia Islam, tapi konflik-konflik itu tidak lebih bermotifkan politik saja," tuturnya.

Sebagai orang yang baru masuk Islam, Bagnal mengakui agak berat untuk mempraktekkan ajaran-ajaran Islam, apalagi ia tingga di AS dan media massa di negaranya selalu mengedepankan stereotipe yang buruk tentang Islam. "Tapi itu bukan masalah besar buat saya, karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di studio. Saya juga banyak mendapatkan pertanyaan berkaitan dengan situasi politik dan budaya Timur Tengah dan saya harus menjelaskan pada mereka perbedaan antara Islam, ideologi politik dan praktek-praktek budaya," ujar Bagnal.

"Timur Tengah jelas menjadi jantung dunia Islam. Yang mengecewakan, media Barat membuat stereotipe bahwa orang Islam pastilah orang Timur Tengah, padahal Muslim tersebar di seluruh dunia. Saya pikir ada nuansa rasial dalam stereotipe itu, Barat harus mengetahui fakta bahwa Kristen dan Yahudi juga berasal dari Timur Tengah, seperti halnya Islam," sambung Bagnal.

"Pendek kata, saya memilih Islam sederhana saja karena saya mengakuinya sebagai agama yang asli dari Tuhan. Islam itu sederhana, tidak bertele-tele dan tidak membingungkan saya. Saya mencintai Islam karena mengajarkan persatuan bagi seluruh pemeluknya. Islam membantu saya untuk menjadi orang yang lebih baik," tandas Bagnal.

Menurut Bagnal, ia merasa nyaman menjalankan ajaran Islam. Islam membantunya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, bagaimana menghadapi stress dan mengatasi persoalan hidup. Bagnal berharap masyarakat Barat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang dunia Islam, tentang agama Islam yang sebenarnya dan tidak hanya mendengarkan hal-hal negatif tentang Islam yang digambarkan media massa.

"Semoga cerita saya ini menginspirasi mereka yang berminat dengan agama Islam dan ingin mempelajari agama Islam lebih dalam," harap Bagal. (ln/iol)

di salin dari www.eramuslim.com
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Jacko Dimakamkan Secara Islami

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kronologi Lengkap Penangkapan dan Penganiayaan 4 Mahasiswa Indonesia di Mesir

Cetak | Kirim
Berikut kisah penangkap dan penyiksaan oleh intelejen Mesir yang dituturkan langsung oleh salah satu korban: Peristiwa terjadi pada hari Sabtu, tanggal 27 juni 2009 lalu, saat itu kami di rumah ada lima orang; saya (Fathurrahman-red), Muhammad Yunus, Arzil, Tasri Sugandi dan Jakfar-teman yang sedang bersilaturahmi ke rumah-. Adapun Ismail-seorang rekan rumah kami yang lain-sedang berlibur bersama teman-teman sedaerahnya asal Tapanuli Selatan ke bukit Sinai.

Sekamir pukul 02.30 dini hari waktu Cairo, rumah kami di datangi 12 orang Mabahist (polisi intelejen Mesir). Lima diantaranya berseragam lengkap dengan senjata laras panjang serta pistol. Sementara tujuh orang lainya berpakaian biasa. Salah seorang diantara mereka membawa linggis dengan panjang lebih kurang satu meter, seorang lain membawa alat penggunting kawat.

Setelah membunyikan bel rumah dengan cara yang tidak sopan sama sekali, akhirnya pintu kami buka dengan perasaan takut dan menegangkan. Ketika masuk salah seorang diantara mereka menanyakan pasport, sementara yang lainya langsung menggeledah rumah mencari sesuatu. Pistol dan senjata laras panjang langsung ditodongkan ke kepala kami.

Setelah lebih kurang 15 menit menggeledah, mereka tidak menemukan sesuatu yang dicari. Saya sempat menangkap pembicaraan salah seorang pimpinan mereka melalui telepon, bahwa, apa yang mereka cari tidak di temukan. Sebagian mabahis dimarahi komandannya dan diminta untuk mencari kembali apa yang mereka inginkan, kata pimpinan mereka "sudah kamu periksa apa-apa yang bisa dijadikan bukti dan bisa diambil?". Tak lama kemudian kami diminta untuk menghidupkan semua komputer yang ada. Kebetulan terdapat tiga komputer di rumah. Komputer pertama di periksa, namun mereka tetap tidak menemukan apa-apa. Ketika hendak memeriksa yang kedua, mereka melihat ada bebarapa poster di dinding kamar. Diantaranya poster Syeikh Ahmad Yasin (pejuang palestina), silsilah Pemimpin Hamas.

Melihat itu ekspresi mereka seketika berubah, dan memerintahkan kami untuk mengambil gambar tersebut. Teman saya sempat diminta untuk melakukan hal itu, namun berhubung dia orangnya kurang gesit, langsung saja tiga pukulan keras dari Mabahits mendarat di punggungnya. Sepuluh menit berlangsung, mereka kembali menggeledah rumah dengan brutal dan mengambil beberapa buku karangan DR.Yusuf Qordhowi dan buku-buku lainya yang mereka anggap berbahaya.

Beberapa saat kemudian kami diperintahkan untuk bersiap-siap dan memakai sandal. Selanjutnya kami digiring ke lantai bawah. Disana kami disuruh membentuk barisan, jarak antara kami dan mobil tahanan saat itu kira-kira sekamir 30 meter. Ketika melangkah menuju mobil, satu persatu bagian belakang kepala kami tiba-tiba dihantam pukulan keras, saya tak tahu maksudnya apa dan hampir saja saya terjatuh, begitu juga dengan ketiga teman saya yang lain.

Ternyata di dalam mobil sudah ada seorang tahanan asal Kazakistan yang menunggu dengan mata di tutup kain. Alhamdulillah secara kebetulan saudara kami Jakfar yang masih berumur 16 tahun dibebaskan, dengan alasan belum cukup umur. Saya sempat berpesan kepada Jakfar untuk segera menghubungi Bang Fajar - seorang aktivis di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir-red) yang tinggalnya tak jauh dari rumah kami.

Tepat ketika azan subuh di kumandangkan, kami tiba didekat masjid Nurul Khitab Awal hay sabi’. Di sana kami diturunkan dan digiring ke sebuah kantor. Saya kemudian minta izin untuk wudhu dan sholat, para mabahits itu semula tidak mengizinkan, namun akhirnya dibolehkan. Sepuluh menit menunggu, akhirnya dua orang anggota polisi berpakaian preman datang, satu-persatu mata kami diikat menggunakan kain sambil membentuk satu barisan.

Selang beberapa saat kami digiring ke sebuah ruangan berukuran 4x4 meter. Tempatnya sangat kotor dan pengap, disitulah kami tidur sambil duduk dan tidak boleh melonjorkan kaki hingga pukul delapan pagi. Pada jam diatas kami diberi makan berupa roti ‘isy ( makanan pokok orang Mesir yang terbuat dari gandum) serta sedikit manisan dengan mata tetap tertutup kain.

Setelah sarapan pagi, proses introgasi dimulai. Satu-persatu kami dipanggil. Saat itu kami berjumlah sembilan belas orang. Kami berempat; saya (Fathurahman-red) Yunus, Arzil dan Tasri Sugandi, dua orang berkebangsaan Prancis, seorang dari Kanada, lima orang dari Aljazair dan sisanya dari warga Rusia.

Berselang satu jam setelah azan Zuhur, giliran saya di panggil ke ruangan introgasi. Dengan mata tertutup saya dituntun salah seorang polisi ke suatu ruangan. Saat tiba di ruangan introgasi kemaluan saya langsung disetrum. Kemudian penutup mata saya dibuka sedikit, lalu dihadapkan ke sebuah meja, disana terdapat poster Syeikh Ahmad Yasin. Mereka bertanya, ini milik siapa...? saya jawab, "milik Ismail, orangnya sedang liburan ke bukit Sinai".

Seketika itu juga pantat saya disetrum beberapa kali, kemudian baju saya dilepas paksa oleh salah seorang polisi dan penutup mata saya di ganti dengan baju tersebut. Sementara itu celana saya dilepas dan dipaksa duduk di lantai dalam kondisi tanpa pakaian sehelaipun. Kaki saya di selonjorkan sedikit lalu diikat oleh salah satu polisi dengan tali sabut hingga membekaskan luka, sebab, saya selalu meronta menahan sakit saat disetrum. Masih dalam kondisi duduk, tangan saya ditarik kebelakang, kemudian diikat dengan celana yang yang tadinya dilepas paksa.

Saya dibaringkan dengan tangan terikat. Tepat di paha kiri saya di letakkan sebuah kursi. Mata saya yang sudah di tutup menggunakan baju, ditutup lagi dengan tangan oleh salah seorang polisi. Tangannya yang menggenggam kuat agak mengenai hidung, hingga beberapa kali saya menepisnya karena agak mempersulit saya bernafas.

Sesaat kemudian introgasi kembali dimulai dengan bermacam-macam pertanyaan, diantaranya sebagai berikut :

- Dimana kamu sholat, di rumah atau di masjid?, "sebelum sempat menjawab ujung kemaluan saya disetrum, tak ayal lagi saya menjerit sekuat-kuatnya menahan sakit.

- Apakah kamu sholat di awal waktu...? Kalau saya mood dan lagi enak badan ,jawab saya, namun belum sempat saya meneruskan jawaban, kembali kemaluan saya disetrum. Saya berusaha menutupi kemaluan dengan tangan walaupun terikat, namun seketika itu pula beberapa kali setruman mendarat di tangan kanan saya hingga menyebabkan luka.

- Apakah kamu sering hadir ke kuliah...? Saya kuliah pada waktu tertentu, ketika... cress...setruman itu kembali bersarang ke buah kemaluan saya, hingga beberapa kali pertanyaan yang tidak masuk akal dilontarkan, sebanyak itu pula buah kemaluan saya disetrum.

Sesi berikutnya, alat setruman diambil alih oleh polisi yang lain dengan pertayaan- pertanyaan konyol lainnya:

- Apakah kamu main bola bersama Ikhwan (Nama salah satu kelompok oposisi di Mesir)...?, kamu main bola dengan siapa...? Habib, Jaid atau kamal Mesir...?, tidak...! jawab saya. Kembali setruman mendarat, kali ini di bagian paha kiri saya.

- Kamu punya teman orang Mesir ya.? Tidak…!, Bohong kamu…!, setruman tetap dihujamkan ke paha kiri, hingga menyisakan luka parah sampai saat ini.

- Kamu kenal dengan Osama Bin Laden? Tidak…(setruman dialihkan ke perut kiri).

- Gimana kabar jihadnya sekarang? Saya tidak tahu, saya di Mesir ini hanya main bola, jalan- jalan, chating dan lain-lain.

- Kenapa kamu tidak main bola sama orang mesir? mereka main bolanya bagus-bagus dan badan mereka besar-besar, sementara badan saya kecil.

- Kamu Ikhwanul Muslimin...? Tidak...! kamu Ikhwanul Muslimin kan...? Tidak…! kamu Ikhwanul Muslimin...? Tidak...! Tidak...! kamu Ikhwanul Muslimin kan...? Tidak...! kamu Ikhwanul Muslimin...? Tidak...!

Begitulah setiap kali pertanyaan saya jawab, seketika itu pula mereka memberikan setruman satukali, duakali, tigakali bahkan lebih, tepatnya di paha kiri, perut bagian kiri, serta di kedua puting susu saya. Setelah di setrum berkali-kali seperti itu, saya merasa sudah tidak kuat lagi, sedemikian sakitnya saya sempat memanggil, "Ibu..., Ibu…, Ibu...” hingga beberapa kali.

Setelah penyiksaan berlangsung lebih kurang 15–20 menit, ikatan saya di lepaskan sementara kondisi badan saya sangat lemah, dihantui rasa takut, cemas dan juga trauma. Celana saya dipasangkan kembali tanpa baju. Selanjutnya mereka membuat berita acara kira-kira selama lima menit. Saya di kembalikan ke tempat tahanan awal, saat itu masih di penjara depan Masjid Nurul Khitab, Bersebelahan dengan Universitas Al Azhar putri, di kawasan 7th district. Penjaranya itu terletak di bawah tanah, tepatnya di bawah hadiqah ‘asyir Ramadhan-sebuah taman rekreasi yang berada di tengah kota.

Masih di ruang tahanan saya berdo'a semoga tidak di introgasi untuk kesekian kalinya. Sambil menangis dan merenungi dosa selama ini, saya hanya mampu terkulai lemah. Selang dua puluh menit kemudian, kembali saya dipanggil bersama dua teman satu rumah, Yunus dan Tasri Sugandi. Di introgasi kali ini punggung saya kembali di pukul dengan sebuah papan triplek tipis. Kali ini mereka cuma mencatat data pribadi kami. Sepuluh menit kemudian kami di kembalikan ke ruang tahanan.

Tiga puluh menit selanjutnya saya kembali dipanggil dan diancam akan di setrum seperti sebelumnya jika tidak menjawab dengan jujur. Satu pertanyaan saja yang mereka lontarkan :

- Apa hubungan Osama Bin Laden dan pengaruhnya di indonesai? Sambil setengah menangis saya menjawab, "saya tidak kenal Osama Bin Laden...!"

Detik berikutnya sang polisi tersebut menelpon entah kemana. Yang saya tangkap dari pembicaraannya, si penelepon meminta data dan menyebutkan ciri-ciri tentang saya. Selang beberapa saat, saya kemudian di bawa kembali ke ruang tahanan dengan mata tetap tertutup.

Dua jam berikutnya, kami diberi nasi berpiringkan ‘isy, masakan daging serta sedikit buah anggur merah. Saya makan sekedarnya walaupun sempat di tambahkan nasi. Setalah azan Isya, kami ketiduran namun mendadak dibangunkan dan di paksa makan ‘isy, selai dan keju. Beberapa teman yang satu tahanan kebanyakan mogok makan, namun di paksa menghabiskan dengan alasan biar kuat. Saya sempat terpikir jika dikasih makan banyak seperti ini, berarti persiapan untuk besok agar kuat di introgasi lagi.

Pemindahan dari penjara Nurul Khitob ke penjara Hay Assadis (6th District))

Diperkirakan pukul 11.00 malam waktu Cairo hari itu, kami semua di pindahkan ke penjara Hay Assadis. Saat hendak di pindahkan saya masih tidur, lalu sontak saja dibangunkan. Kami diperintahkan untuk berbaris satu deretan dengan tangan saling memegang pundak teman yang ada di depannya. Kami digiring ke mobil khusus tahanan dengan mata masih dalam keadaan tertutup dari pagi.

Di dalam mobil, penutup mata kami dibuka dan ternyata di sana sudah terdapat salah satu perwira polisi yang menunggu lengkap dengan senjata laras panjang. Lima belas menit perjalanan kami tiba di kantor polisi Hay Assadis, lalu dipaksa turun dengan membuat dua barisan.

Setelah pendataan usai, kami dijebloskan ke sebuah tahanan yang berukaran 3,5 x 4 meter, lalu di isi sembilan belas orang tahanan. Di dalamnya terdapat WC, sebuah lampu penerang 5 watt serta satu lobang udara tanpa jendela, sehingga kami tidak bisa membedakan antara malam dan siang. Selama dalam tahanan ini kami tidak disediakan makanan ataupun minuman, hanya ada air di kamar mandi yang bisa di gunakan untuk bertahan hidup. Selama dua hari dalam tahanan tersebut kami harus beli makanan sendiri melalui polisi penjaga tahanan.

Dengan sisa uang yang kebetulan terdapat dalam kantong kami berusaha membeli makakanan (kami berhutang dengan jaminan ada uang saudara Tasri Sugandi yang disita lebih kurang 700 le). Selama dua hari hanya dua mangkok kusyari (sejenis makan mesir terbuat dari mie) yang kami dapatkan sekedar untuk mengisi perut. Alhamdulillah selama dalam penjara sholat lima waktu selalu kami lakukan berjamaah.

Pada hari rabu tanggal 1 Juli dini hari, tepatnya pukul 02.00 malam waktu Cairo, kami di bebaskan dengan beberapa pesan :

  • Jangan belajar dan kumpul-kumpul bersama Ikhwan al -Muslimin.
  • Kalian cukup belajar saja selama di Mesir.
  • Jika sempat ditangkap kembali kalian akan dipulangkan.

Keluar penjara kami langsung menyetop taksi bersama satu orang lainya yang berkebangsaan Rusia, kebetulan beliau tinggal di Tub Romli, tempat kediaman kami. Tepatnya Pukul 03.00 dini hari waktu Cairo, kami tiba di rumah dengan selamat berkat pertolongan dari Allah SWT serta do'a dari teman-teman semuanya.

Demikianlah kisah penangkapan dan penyiksaan yang kami alami selama berada di penjara, kisah penyiksaan yang dialami rekan saya, Muhammad Yunus belum sempat saya tuturkan di sini. Dan memang tidak semua rekan saya yang ditangkap turut mengalami penyiksaan serupa, hanya saya saja yang mengalami penyiksaan melampaui batas dan melanggar HAM serta tidak manusiawi.

Saya hanya bisa pasrah menyerahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kezholiman yang mereka lakukan kepada kami semua. Doakan kami, agar tetap tabah dan sabar dengan trauma penyiksaan yang sering menghantui. Semoga ada tindak lanjut dari perwakilan pemerintah kita, KBRI di sini terhadap kasus yang kami alami, sehingga mahasiswa kita khususnya di Mesir tidak lagi ditindas dan dilecehkan.

NB : Kisah ini disampaikan langsung oleh saudara Fathurrahman dan Muhammad Yunus (mahasiswa tingkat akhir) serta Arzil dan Tasri Sugandi (Mahasiswa baru yang datang dari tanah air pada tanggal 5 Mei 2009). Penulis menyaksikan dan melihat langsung kondisi korban di tempat kediaman mereka di kawasan Tub Romli, bersama beberapa anggota KSMR (Kelompok Study Mahasiswa Riau) dan beberapa orang KPTS (Keluarga Pelajar Tapanuli Selatan) yang hari itu turut datang menjenguk. Wasallam. Cairo, 2 Juli 2009.

dikutif dari www.eramuslim.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Zuckerberg, Facebook, dan Yahudi

Jumat, 03/07/2009 10:57 WIB Cetak | Kirim
Tak ada yang kebetulan dalam dunia dan kamus Yahudi. Ketika Barack Obama, presiden AS mengunjungi dunia Islam (setidaknya itulah angapan yang disematkan sekarang ini) pada awal Juni 2009 kemarin, pemilihan tiga tempat pidato Obama yang menyihir umat Islam secara umum yaitu Arab Saudi, Turki, dan Mesir bukannya tanpa alasan sama sekali.

Arab Saudi adalah lambang Islam saat ini yang paling kuat, karena di negara ini setiap tahun, umat Islam bergerak ke arah sana untuk melaksanakan ibadah haji. Di Riyadh, masih belum boleh ada gereja, dan orang kafir setidaknya masih tidak bebas berkeliaran di Mekkah. Turki, kita tahu, di sinilah pertama kali khilafah Islam tumbang pada 1924, dan Mesir adalah jalan darimana Palestina ditaklukan.

Begitu juga Facebook. Situs jejaring sosial yang kepopulerannya luar biasa ini bukan sesuatu yang lahir begitu saja, atau murni karena pertimbangan bisnis semata.

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, seorang Yahudi yang lahir di New York pada 14 Mei 1984. Tahun 1984 adalah tahun dimana George Orwell menulis dalam bukunya, sebagai deklarasi tahun peperangan untuk menguasai dunia. Nama lain dari New York adalah Little Israel (Israel Kecil), karena kota ini menjadi tempat tumbuh subur dan berkembang para Yahudi di AS. Zuckerberg mengoperasikan Facebook di seluruh dunia di sebuah kamar kecil di Harvard, sebuah institusi pendidikan yang dipegang oleh Yahudi. Dan nama Facebook berakar kata dengan Faceit, sebuah kata yang terkenal sebagai jargon Yahudi dalam menguasai dunia. Jadi, Facebook bukanlah sebuah kebetulan.

Saat ini, jutaan orang hinggap di Facebook. Anda akan dianggap mahluk aneh ketika hidup di kota namun tidak mempunyai account Facebook. Facebook yang memungkinkan pertama kali orang mengakses jaringan maya selama 24 jam karena kemudahan GPRS di telefon genggam. Hingga, dengan mudah, semua orang bisa diketahui keberadaannya. Dengan mempunyai account Facebook, itu artinya, Anda membiarkan isi hati Anda bicara di depan publik.

Orang Palestina melaporkan bahwa keberadaan mereka di Facebook beberapa kali dihapus oleh administrator. Ini karena kebanyakan orang Palestina selalu mengup-date status mereka dengan kondisi Palestina sesungguhnya. Hal itu juga berlaku untuk grup-grup forum atau diskusi Islam di Facebook yang dianggap ekstrem atau dapat menggerakkan orang banyak. (sa/jp)

diposting dari: www.eramuslim.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS